Bertemu lagi dengan kami, Konsultan Pajak Malang, Seperti yang telah kita ketahui Dalam mengelolah stok yang ada di perusahaan diperlukan suatu strategi dan ketelitian untuk mengetahui masa expiredsuatu produk, karena jika suatu barang disimpan dalam jangka waktu yang lama dan melewati masa expiredmaka produk tersebut akan rusak dan tidak bisa dijual lagi sehingga menimbulkan kerugian untuk perusahaan tersebut.
Oleh karena itu digunakan suatu metode untuk mengatur alur masuk dan keluarnya persediaan tersebut. Metode pencatatan yang umumnya dipakai oleh perusahaan antara lain :
- Metode FIFO (First In First Out)
Metode FIFO dalam persediaan yaitu pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan persediaan yang pertama masuk akan dikeluarkan dan persediaan yang masuk terakhir akan dikeluarkan belakangan. Artinya dalam metode FIFO tersebut persediaan yang dicatat pertama kali saat penjualan adalah persediaan yang pertama kali masuk. Metode ini sangat baik untuk menghindari persediaan yang rusak akibat penyimpanan dalam gudang yang terlalu lama, juga sangat relevan untuk pencatatan persediaan yang disajikan berdasarkan harga terkini atau didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang terakhir. Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan.
- Metode LIFO (Last In First Out)
Metode LIFO merupakan pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan unit persediaan yang terakhir dibeli dikeluarkan terlebih dahulu, dan unit persediaan yang pertama dibeli akan dikeluarkan dikemudian hari. Dalam metode LIFO persediaan yang pertama kali dicatat saat penjualan adalah persediaan yang terakhir masuk.
- Metode Average (Rata – rata)
Metode average atau disebut juga metode rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perunit persediaan berdasarkan rata-rata tertimbang dari unit yang serupa dan biaya unit yang dibeli selama suatu periode. Caranya adalah dengan membagi biaya semua barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk dijual dan hasilnya adalah biaya rata-rata perunit. Setelah ditemukan biaya rata-rata perunit baru beban pokok penjualan dihitung dengan dasar harga rata-rata perunit.
Untuk lebih memahami tentang ketiga metode tersebut berikut adalah contoh soal dan pembahasannya :
Tanggal | Keterangan | Nominal |
31 Mei 2018 | Saldo Akhir (3@ Rp 50.000.000) | Rp 150.000.000 |
2 Juni 2018 | Pembelian 75 @ Rp 1.000.000 | Rp 75.000.000 |
5 Juni 2018 | Pembelian 100 @ Rp 1.200.000 | Rp 120.000.000 |
10 Juni 2018 | Penjualan 25 | |
15 Juni 2018 | Penjualan 50 |
Metode FIFO (First In First Out) :
Kuantiti penjualan dikalikan dengan nominal harga pembelian yang pertama dibeli terlebih dahulu
Penjualan : 3 x @ Rp 50.000.000 = Rp 150.000.000
22 x @ Rp 1.000.000 = Rp 22.000.000
50 x @ Rp 1.000.000 = Rp 50.000.000
Total Penjualan : Rp 222.000.000
HPP : Saldo Awal + Pembelian – Penjualan
222.000.000 + 75.000.000+120.000.000- 75.000.000 = Rp 342.000.000
Metode LIFO (Last In First Out)
Kuantiti penjualan dikalikan dengan nominal harga pembelian yang terakhir dibeli terlebih dahulu
Penjualan : 25 x @ Rp 1.200.000 = Rp 30.000.000
50 x @ Rp 1.200.000 = Rp 60.000.000
Total Penjualan : Rp 90.000.000
HPP : Saldo Awal + Pembelian – Penjualan
150.000.000 + 75.000.000+120.000.000- 90.000.000 = Rp 255.000.000
Metode Average
Kuantiti penjualan dikalikan dengan total harga : total kuantiti pembelian
Penjualan : 75 X {(150.000.000+75.000.000+120.000.000)/(3+75+100)}
: 75 x Rp 1.938.202,25
: Rp 145.365.168,75
HPP : Saldo Awal + Pembelian – Penjualan
150.000.000 + 75.000.000+120.000.000-145.365.168,75 = Rp 199.634.831,25
Setelah mengetahui Tentang Metode Pencatatan Persediaan, tidak perlu bingung harus kemana mengurus urusan pajak anda. Kami dari Consultan Pajak Attax Indonesia siap membantu anda.
Komentar Terbaru