how we can help you? (+62) 81 238 212577 [email protected]

Bertemu lagi dengan kami, Konsultan Pajak Malang, Seperti yang telah kita ketahui  Dalam mengelolah stok yang ada di perusahaan diperlukan suatu strategi dan ketelitian untuk mengetahui masa expiredsuatu produk, karena jika suatu barang disimpan dalam jangka waktu yang lama dan melewati masa expiredmaka produk tersebut akan rusak dan tidak bisa dijual lagi sehingga menimbulkan kerugian untuk perusahaan tersebut.

Oleh karena itu digunakan suatu metode untuk mengatur alur masuk dan keluarnya persediaan tersebut. Metode pencatatan yang umumnya dipakai oleh perusahaan antara lain :

  1. Metode FIFO (First In First Out)

Metode FIFO dalam persediaan yaitu pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan persediaan yang pertama masuk akan dikeluarkan dan persediaan yang masuk terakhir akan dikeluarkan belakangan. Artinya dalam metode FIFO tersebut persediaan yang dicatat pertama kali saat penjualan adalah persediaan yang pertama kali masuk. Metode ini sangat baik untuk menghindari persediaan yang rusak akibat penyimpanan dalam gudang yang terlalu lama, juga sangat relevan untuk pencatatan persediaan yang disajikan berdasarkan harga terkini atau didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang terakhir. Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan.

 

  1. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode LIFO merupakan pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan unit persediaan yang terakhir dibeli dikeluarkan terlebih dahulu, dan unit persediaan yang pertama dibeli akan dikeluarkan dikemudian hari. Dalam metode LIFO persediaan yang pertama kali dicatat saat penjualan adalah persediaan yang terakhir masuk.

 

  1. Metode Average (Rata – rata)

Metode average atau disebut juga metode rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perunit persediaan berdasarkan rata-rata tertimbang dari unit yang serupa dan biaya unit yang dibeli selama suatu periode. Caranya adalah dengan membagi biaya semua barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk dijual dan hasilnya adalah biaya rata-rata perunit. Setelah ditemukan biaya rata-rata perunit baru beban pokok penjualan dihitung dengan dasar harga rata-rata perunit.

 

Untuk lebih memahami tentang ketiga metode tersebut berikut adalah contoh soal dan pembahasannya :

Tanggal Keterangan Nominal
31 Mei 2018 Saldo Akhir (3@ Rp 50.000.000)   Rp  150.000.000
2 Juni 2018 Pembelian 75 @ Rp 1.000.000  Rp    75.000.000
          5 Juni 2018 Pembelian 100 @ Rp 1.200.000  Rp   120.000.000
        10 Juni 2018 Penjualan 25  
        15 Juni 2018 Penjualan 50  

 

Metode FIFO (First In First Out) :

Kuantiti penjualan dikalikan dengan nominal harga pembelian yang pertama dibeli terlebih dahulu

Penjualan : 3 x @ Rp 50.000.000 = Rp 150.000.000

22 x @ Rp 1.000.000 = Rp  22.000.000

50 x @ Rp 1.000.000 = Rp  50.000.000

Total Penjualan : Rp 222.000.000

HPP : Saldo Awal + Pembelian – Penjualan

222.000.000 + 75.000.000+120.000.000- 75.000.000 = Rp 342.000.000

 

 

 

 

 

Metode LIFO (Last In First Out)

Kuantiti penjualan dikalikan dengan nominal harga pembelian yang terakhir dibeli terlebih dahulu

Penjualan : 25 x @ Rp 1.200.000 = Rp 30.000.000

50 x @ Rp 1.200.000 = Rp 60.000.000

Total Penjualan : Rp 90.000.000

HPP : Saldo Awal + Pembelian – Penjualan

150.000.000 + 75.000.000+120.000.000- 90.000.000 = Rp 255.000.000

 

Metode Average

Kuantiti penjualan dikalikan dengan total harga : total kuantiti pembelian

Penjualan : 75 X {(150.000.000+75.000.000+120.000.000)/(3+75+100)}

: 75 x  Rp 1.938.202,25

: Rp 145.365.168,75

HPP : Saldo Awal + Pembelian – Penjualan

150.000.000 + 75.000.000+120.000.000-145.365.168,75 = Rp 199.634.831,25

 

Setelah mengetahui Tentang Metode Pencatatan Persediaan, tidak perlu bingung harus kemana mengurus urusan pajak anda. Kami dari Consultan Pajak Attax Indonesia siap membantu anda.

 

 

 

 

 

 

Kami Online